Jakarta (Humas MAN 13 Jakarta Selatan)- Pagi yang cerah, Jumat 21 April 2017 Man 13 Jakarta menyelenggarakan kegiatan upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Kartini. Upacara dimulai pada pukul 06.30 wib dengan Pembina Mutiah Hidayati, S.Ag dan petugas pelaksana XI IIS 3. Ada yang berbeda dengan pelaksanaan upacara kali ini karena seluruh peserta upacara baik peserta didik, pendidik maupun tenaga kependidikan mengenakan busana daerah, yaitu kebaya bagi perempuan dan beskap/baju betawi bagi laki-laki.
Dalam amanatnya, Pembina menjelaskan secara singkat tentang sejarah RA Kartini yang dilahirkan di Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879 dan meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 Sepetember 1904 dalam usia 25 tahun. Kartini dikenal juga sebagai pelopor kebangkitan kaum wanita Indonesia karena telah memperjuangkan nasib kaum wanita di Indonesia agar diperlakukan sama dengan kaum laki-laki dan mengangkat kaum wanita dari jurang kenistaan. Berkat perjuangan Kartini, kini wanita Indonesia telah memperoleh hak-hak yang sama dengan kaum laki-laki dan juga memperoleh kebebasan untuk berkarier di bidang apapun. Wanitapun sudah bisa mendapatkan pekerjaan yang sama seperti kaum laki-laki bahkan bisa juga menjadi seorang pemimpin. Hasil-hasil pemikiran brilian Kartini telah dituangkan menjadi sebuah buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang berisi tentang perjuangan RA Kartini dalam memperjuangkan kaum wanita selama hidupnya.
Mutiah menambahkan bahwa wanita Indonesia sekarang ini harus bersyukur memiliki seorang pahlawan yang telah memperjuangkan nasib kaum wanita sehingga memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Namun perjuangan Kartini belum sepenuhnya usai karena saat ini masih banyak wanita Indonesia yang perlu diperjuangkan nasibnya dan hal ini menjadi tanggung jawab bersama. Oleh karena itu wanita Indonesia harus meneladani pemikiran Kartini dengan meningkatkan pengawasan terhadap kaum wanita dan ikut berperan serta menggelorakan pembangunan di masa kini sehingga cita-cita RA Kartini dapat terwujud. Di akhir amantnya, Pembina meneriakkan yel-yel Jayalah Wanita Indonesia diiringi dengan tepuk tangan yang meriah dari seluruh peserta upacara